Semakin
diakui perasaan itu semakin menjadi. Lalu mulai mewujud menunjukkan
eksistensinya.
Kamu,
yang dulunya tak tampak, sekarang bersinar bahkan menyilaukan.
Kamu,
yang dulunya terabaikan, sekarang menjadi alasan.
Kamu
datang, tiba-tiba, spontan. Dan, dengan angkuhnya aku menantang sampai baru
ku sadari aku belum sekuat itu. Rapuh, dan luluh.
Lalu
semua menguap begitu saja, sedang aku terus bertanya-tanya.