Kalau
dia mau peduli? Kamu mau apa? Kalau ternyata pedulinya hanya rekayasa? Kamu
bisa apa? Kalau ternyata dia tidak cinta, hanya menjaga setiap kemungkinan yang
ada? Kamu mau menuntut apa?. Hah? Apa yang bisa kamu lakukan? Hah? Jawab?
Kamu
tidak lagi rela menjadi bodoh, tapi kamu selalu bodoh. Kamu tidak lagi ingin
dikuasai perasaan, tapi kamu mengikuti setiap perasaan. Tindakan bodoh!
Kalau
dia peduli, kalau dia cinta, seharusnya tidak seperti ini. Tidak membuatmu
sekarat, tidak akan pernah membiarkan air matamu menetes, tidak akan pernah.
Memang
tidak ada yang sempurna, tapi setidaknya dia tidak akan melakukannya
berkali-kali. Stop lihat ke belakang, stop. Itu Cuma kenangan, masalalu.
Beranjaklah, aku mohon. Be strong, be strong.
Berhentilah
peduli, berhentilah berharap dia peduli. Semua berakhir. Matikan cintamu,
matikan. Bunuh, hingga Cuma tinggal cerita. Bunuh.
Untuk
hati yang tersakiti, untuk air mata yang tak berhenti, untuk nafas yang
tercekat. Buang bebanmu karena mencintai. Cinta tak seharusnya selalu sakit.
Beri jeda untuk semua sakit ini. Move on. Move on.
Jangan
selalu terjebak hal yang sama, jangan lakukan-lakukan hal yang sama lagi,
jangan harapkan hal yang sama. Sudah saatnya kamu buta dan tuli dengan semua
sandiwara yang ada. Jangan dengarkan penjelasan, penjelasan mudah direkayasa.
Percaya hatimu, percaya logikamu, percaya apa yang kau lihat, percaya pada
dirimu sendiri, bukan dia –yang selalu menyakitimu –memintamu kembali ketika
kau pergi –menyakitimu lagi. Hentikan dinamika kebodohan dan ketololanmu.